Takut Akan Tuhan Dalam Segala Keadaan | Ayub 1:1-22 | Morning Spirit - 10 Maret 2022
TAKUT AKAN TUHAN DALAM SEGALA KEADAAN
( Kesaksian Ayub )
Orang benar dan takut akan Tuhan seringkali harus mengalami ujian dalam hidupnya, ini adalah ujian iman untuk mendewasakan kerohanian. -IYS-
Belajar Ayub seorang yang benar dan Saleh serta hidup takut akan Tuhan, namun ia mengalami ujian yang sangat berat dalam hidupnya:
Anak anaknya semua terbunuh, hartanya habis dirampok dan hancur kena bencana alam, Ayub juga mengalami sakit kulit yang sangat berat, tetapi Ayub tidak menyalahkan Tuhan.
Ayub 42:10,16
Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Sesudah itu Ayub masih hidup 140 tahun lamanya; ia melihat anak anaknya dan cucu cucunya sampai keturunan yang ke empat.
Akhirnya hidup Ayub dan keadaan Ayub dipulihkan oleh Tuhan serta diberkati berlipat kali ganda panjang umur sampai 140th, karena Ayub tetap takut akan Tuhan dan setia dalam segala keadaan.
Kita pun sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus bisa saja mengalami ujian yang berat dan ini adalah tujuannya untuk mendewasakan Iman kita.
Dari Ayub 1:1-22, kita akan belajar:3 Kebenaran yang menggambarkan bahwa Ayub tetap takut akan Tuhan dan setia dalam segala keadaan; inilah yang membuat hidup Ayub tetap kuat dan akhirnya Ayub sangat diberkati oleh Tuhan.
PERTAMA
Ayub memiliki karakter benar dan takut akan Tuhan.
Ayub 1:1-3
Ada seorang laki laki di tanah Us bernama Ayub; orang ini saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia mendapat tujuh anak laki laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang Lembu, 500 keledai betina dan budak budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari antara semua orang di sebelah timur.
Karakter benar dan takut akan Tuhan yang dimiliki Ayub inilah, yang membuat dia tetap kuat saat menghadapi penderitaan dan masalah hidup yang sangat berat.
KEDUA
Ayub menjaga kekudusan hidupnya dan keluarganya.
Ayub 1:4-5
Anak anaknya yang laki laki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama sama mereka.
Setiap kali, apabila hari hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka dan menguduskan mereka; keesokkan harinya, pagi pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: “Mungkin anak anaku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.” Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
Ayub sebagai kepala keluarga dan sebagai Imam dalam keluarga selalu menjaga kekudusan hidup dan juga menjaga kekudusan hidup keluarganya.
Bila anak anaknya sudah mengadakan pesta, Ayub memanggil mereka dan menguduskan mereka; lalu Ayub juga datang kepada Tuhan memberikan persembahan korban bakaran sebanyak jumlah anak anaknya sambil berdo’a, kalau kalau anak anaknya sudah berbuat kepada Tuhan, Ayub memohon Pengampunan bagi mereka.
Ayub menjadi teladan sebagai kepala keluarga dan Imam keluarga yang berkomitmen menjaga kekudusan hidup dan menjaga kekudusan hidup keluarganya. Sehingga Tuhan sangat memberkati Ayub.
KETIGA
Keyakinan Iman Ayub tidak bergantung pada keadaan yang dialaminya.
Ayub 1:20-22
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN Yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Dalam semuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Saat Ayub mendengar bahwa semua anaknya mati terbunuh dan semua harta bendanya habis dirampok dan hancur karena api telah menyambar dari langit, walaupun hatinya terkoyak, Iman Ayub tidak tergoncangkan ia tetap datang kepada Tuhan, sujud dan menyembah kepada Tuhan.
Sebagai orang yang sungguh sungguh takut akan Tuhan, Ayub tetap yakin akan campur tangan Tuhan yang sanggup menolong dan memulihkan penderitaannya yang sedemikian berat dan dahsyat.
Jadi sebagai orang orang yang percaya, kita juga bisa mengalami ujian untuk mendewasakan Iman dan kerohanian kita. Kita harus tetap yakin bahwa Tuhan ikut campur dalam seluruh kehidupan kita orang orang yang takut akan Tuhan.
Kita harus percaya bahwa Allah sanggup menolong dan memulihkan setiap penderitaan kita, masalah dan problema yang kita hadapi, bila kita sungguh sungguh takut dan setia kepada Tuhan seperti Ayub.
-Pdt. Iwan Yafrin Simbolon
#MorningSpirit #RenunganPagi #IwanYafrinSimbolon
Questions? contact via
- Whats App: http://wa.me/628981200020
- Email: gbaptispertama@gmail.com
- Instagram: https://www.instagram.com/fbcbandung/
- Facebook Page: https://www.facebook.com/firstbaptistbandung
- Website: http://idc.church
IMPACTING THE WORLD THROUGH BIBLICAL DISCIPLESHIP
iPraise, iDisc, iSend