Hidup yang Berkenan Dihadapan Allah | Lukas 15:25-32 | Morning Spirit - 2 Juni 2022

HIDUP YANG BERKENAN DIHADAPAN ALLAH (Jauhi karakter anak Sulung)

Dalam Perumpamaan tentang anak yg hilang kita dapat belajar 2 karakter yg bertolak belakang. Karakter anak bungsu mau merendahkan hati meminta ampun akan dosa dosa yg telah diperbuatnya dan karakter anak sulung yg merasa diri benar. Sikap tinggi hati seperti ini tidak berkenan dihadapan Allah. -IYS-

Amsal 18:12
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Hidup yang berkenan dihadapan Allah adalah kita harus belajar rendah hati karena kerendahan hati mendahului kehormatan.

Dari kitab Lukas 15:25-32 kita akan belajar: 3 Kebenaran dosa anak sulung, yang merasa diri benar, ini adalah sikap tinggi hati. Sikap seperti ini adalah sikap hidup yang tidak berkenan dihadapan Allah. Sikap anak sulung harus dijauhkan dari kehidupan kita.

Karena merasa diri benar dan tinggi hati,
PERTAMA
Sikap anak sulung marah dan menggerutu saat adiknya kembali

Lukas 15:25-28
Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan Ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkannya kembali dengan sehat.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.

Kita harus menjauhi sifat atau karakter anak sulung yang merasa diri benar sendiri, saat adiknya yang hilang yang sudah banyak berbuat dosa kembali dan bertobat; anak sulung bukannya bersyukur tetapi dia marah dan menggerutu, inilah sikap yang merasa diri benar dan tinggi hati yang harus kita jauhkan dari hidup kita.

Karena merasa diri benar dan tinggi hati,
KEDUA
Sikap anak sulung dipenuhi iri hati atas sambutan ayahnya kepada adiknya yang kembali pulang.

Lukas 15:29-31
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama sama dengan pelacur pelacur, makan bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.

Anak sulung sangat tersinggung atas sambutan dan perlakuan ayahnya kepada adiknya yang kembali pulang ke rumah, anak sulung merasa iri hati dan tersinggung karena dia merasa diri benar dan merasa sudah berjasa bagaimana ia melayani ayahnya.

Kita pun harus berhati hati dalam bersikap; seringkali kita bisa bersikap ramah dan tampak semuanya baik baik saja dalam melayani Tuhan, tetapi saat kita menghadapi suatu ujian: (misal: ada anak yang hilang kembali bertobat dan sangat diberkati oleh Tuhan)
“Apakah hati kita dipenuhi Sukacita atau iri hati.”

Kita harus belajar mempunyai: Hati Bapa Yang penuh kasih, saat melihat orang berdosa bertobat dan kembali kepada Tuhan dan sangat diberkati; kita harus turut bersukacita dan Berbahagia. Itulah sikap hati dan hidup yang berkenan dihadapan Allah.

Karena merasa diri benar dan tinggi hati,
KETIGA
Sikap anak sulung tetap keras hati, tidak ada sukacita dan kegembiraan.

Lukas 15:32
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.

Anak sulung sama sekali hatinya tidak tersentuh oleh belas kasihan ketika adiknya yang bertobat pulang kembali ke rumah.

Merasa diri benar dan tinggi hati serta irihati, membuat hati menjadi keras karena tidak ada belas kasihan, sehingga sukacita dan kegembiraan tidak ada saat melihat seorang yang penuh dosa bertobat dan kembali kepada Tuhan.

Mari kita menjauhkan diri dari sikap anak sulung yang merasa diri benar dan tinggi hati, supaya hidup kita berkenan dihadapan Allah.

Jadi inilah 3 Kebenaran dosa anak sulung yang merasa diri benar dan tinggi hati. Sikap seperti ini adalah sikap hidup yang tidak berkenan dihadapan Allah. Sikap anak sulung harus dijauhkan dari kehidupan kita.

PERTAMA
Sikap anak sulung marah dan menggerutu saat adiknya kembali.

KEDUA
Sikap anak sulung dipenuhi iri hati atas sambutan ayahnya kepada adiknya yang kembali pulang.

KETIGA
Sikap anak sulung tetap keras hati tidak ada Sukacita dan kegembiraan.

Amsal 18:12
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.



-Pdt. Iwan Yafrin Simbolon-
#MorningSpirit #RenunganPagi #IwanYafrinSimbolon


Questions? contact via
- Whats App: http://wa.me/628981200020
- Email: gbaptispertama@gmail.com
- Instagram: https://www.instagram.com/fbcbandung/
- Facebook Page: https://www.facebook.com/firstbaptistbandung
- Website: http://idc.church

IMPACTING THE WORLD THROUGH BIBLICAL DISCIPLESHIP
iPraise, iDisc, iSend